Regional Centre of Expertise on Education for Sustainable Development (RCEs on ESD) adalah jejaring internasional bagi institusi dan individu yang berkomitmen terhadap pendidikan dan pembelajaran yang berorientasi terhadap masa depan yang berkelanjutan. RCE juga berkomitmen terhadap percepatan dan sosialisasi pendidikan berbasis ESD (Pendidikan yang Berkelanjutan) dalam rangka perwujudan Global Action Program (GAP) yang berkontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) .
Sebagai tindak lanjut program RCE Asia Pacific-Youth sejak 2016 (segmen pemuda pertama kali dideklarasikan pada RCE Global Meeting 2016 di selenggarakan di Universitas Gadjah Mada, dan kemudian RCE Asia Pacific Meeting 2017), yang selanjutnya kemudian dilaksanakan program yaitu Sustianable Development Goals Challenge (SDGs Challenge). Program tersebut telah berjalan sekitar enam bulan dengan setidaknya terdapat 31 program di seluruh Asia Pasifik.
Hasil dari kegiatan tersebut akan dipresentasikan dalam Virtual Conference yang akan diselenggarakan pada 24 September 2018, Untuk meningkatkan koordinasi tersebut, RCE Asia Pacific Youth Leader, Ms. Brittany Hardiman dari RCE Great Western Sydney Australia berkunjung ke Universitas Gadjah Mada yang merupakan koordinator RCE Yogyakarta, dalam kunjungan ini juga diadakan pertemuan dengan menghadirkan 25 perwakilan komunitas yang aktif bergerak mendukung SDGs di Daerah Istimewa Yogyakarta. Forum tersebut diadakan pada 16 Juli 2018, dan dibuka langsung Prof. Ir.Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D. selaku Direktur Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, dan dilanjutkan dengan pemaparan program ESD yang telah dilakukan DPkM UGM. Sesi dilanjutkan dengan sesi pleno, dengan pembicara Ms. Brittany Hardiman (RCE Great Western Sydney) Australia, Nanung Agus Fitriyanto, S.Pt., M.Sc., Ph.D. (Kepala Subdirektorat Pengembangan Masyarakat, DPKM, UGM) dengan moderator Emmy Yuniarti Rusadi, S.T., M.Eng., (RCE Asia Pacific Youth Leader Deputy) UGM.
Komunitas pendukung dan pelaku ESD selaku undangan dari berbagai latar belakang sepakat bahwa forum RCE tersebut bermanfaat dalam memperkuat jejaring dan pengembangan masyarakat. Peserta FGD dibagi menjadi tiga bidang yaitu pendidikan, lingkungan, serta aksi terhadap iklim dan konsumsi, pada sector pendidikan misalnya, diwakili Kantong Pintar, Jogja Sustainable Development Goals (SDGs), Nada Bicara, Jogja Museum Lovers, dan ASEC (Actual Smile English Club). Peserta FGD menyampaikan bahwa penting adanya kolaborasi untuk mengembangkan keilmuan antar komunitas yang relevan sehingga diharapkan adanya partisipasi baru dalam proses pembangunan. Pendidikan yang mendukung kaum disabilitas juga perlu dilakukan secara simultan, sementara itu sektor lingkungan yang diwakili komunitas seperti KOPHI (Koalisi Hijau Indonesia), dan KeMangteer mengkritisi adanya pembenahan dalam kerjasama antar komunitas di sektor yang sama agar pengembangan jejaring lebih luas, terpusat dan publik lebih mudah mengaksesnya. Pertemuan ini menyepakati untuk membangun lini komunikasi yang terintegrasi antar pemangku kebijakan, komunitas, dan masyarakat. Sektor terakhir, membahas bagaimana cara memperbaiki dan mengubah manajemen sampah menjadi nilai ekonomis. Peserta sepakat bahwa forum RCE Youth ini memberikan kesempatan yang baik untuk menjalin dan mengembangkan jejaring, dengan meningkatkan komunikasi melalui kolaborasi. Acara ini dihadiri 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa, NGO, dan aktifis di bidang lingkungan.