Cahyaningrum Dewojati*, Daru Winarti
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
*Corresponding Author: cahyaningrum@ugm.ac.id
Abstrak: Tradisi lisan dan folklor di Indonesia merupakan kekayaan warisan budaya nasional yang bernilai tinggi. tradisi lisan dan folklor adalah karya sastra yang diwariskan turun temurun secara lisan (Danandjaja, 1984:21). Tradisi lisan dan folklor tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai kearifan lokal yang dimiliki. Secara etimologis, kearifan lokal (local wisdom) terdiri atas dua kata, yaitu kearifan (wisdom) yang sama dengan kebijaksanaan dan lokal (local) yang berarti setempat (Echols dan Shadilly, 2000). Secara umum, local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai tinggi, dan yang tertanam dan diikuti oleh masyarakatnya. Tradisi lisan tersebut memuat nilai-nilai kehidupun yang luhur dan disampaikan oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Nilai-nilai luhur tersebut banyak memuat ajaran tentang harmoni dengan alam, ajaran budi pekerti, dan ajaran menjadi manusia yang berbudaya dan bermartabat tinggi. Namun, sayangnya tradisi lisan tersebut mulai terasa asing bagi generasi masa kini. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya upaya dalam pendokumentasian tradisi lisan dan folklor mulai menghilang. Dengan latar belakang keadaan tersebut, perlu dilakukan kegiatan pelatihan penulisan tradisi lisan dan folklor tetang lingkungan hidup dengan melibatkan siswa SMA di Gunungkidul, Yogyakarta. Penulisan kebali tradisi lisan dan folklor tersebut merupakan bentuk upaya pelestarian dan pengenalan kekayaan budaya dan kearifan lokal yang berkaitan dengan lingkungan hidup pada generasi muda khususnya siswa SMA di Kabupaten Gunungkidul. Dalam kegiatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mulai dari pengamatan, pencarian data dari narasumber, analisis folklor, serta diakhiri dengan pendokumentasian tersebut diperlakukan metode dan keterampilan tersendiri berkaitan dengan data etnografi, lingkungan, dan budaya serta pendekatan etnik dan etik.
Keywords: foklor, Gunungkidul, kearifan lokal, lingkungan hidup, penulisan, SMA